harianbenua.com – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sigit Wibowo, mengingatkan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk segera melakukan modernisasi di sektor pertanian, khususnya tanaman padi, guna mengurangi ketergantungan pada beras dari luar daerah.
“Penting bagi kita untuk tidak terus bergantung pada beras yang dipasok dari luar. Modernisasi pengolahan sawah harus dioptimalkan,” ujar Sigit saat dihubungi pada Jumat (1/11/2024). Data menunjukkan luas lahan baku sawah di Kaltim adalah 41.406 hektar, yang menempatkannya di urutan ke-24 secara nasional.
Berdasarkan informasi BPS Kaltim, kontribusi terbesar dalam panen padi berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara, dan Paser. Namun, Sigit mengkhawatirkan penurunan produksi beras di Kaltim bukan hanya akibat berkurangnya luas lahan, tetapi juga karena kurangnya modernisasi dan teknologi pertanian.
“Banyak petani kita masih mengandalkan alat manual, sementara negara lain, seperti Vietnam, sudah menggunakan teknologi yang efisien,” kata Sigit. Ia percaya bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dapat menjadi momentum bagi pengembangan pertanian.
“Dengan adanya IKN, kami berharap akan ada lebih banyak investasi di sektor pertanian dan pengembangan teknologi,” tambahnya. Namun, dia juga mengingatkan bahwa pengembangan sektor pertanian memerlukan waktu dan kolaborasi dari berbagai pihak.
Sigit meminta pemerintah pusat untuk memberikan dukungan lebih, termasuk insentif bagi petani dan infrastruktur pertanian yang memadai. “Saya yakin dengan kebijakan yang tepat, sektor pertanian di Kaltim dapat berkembang pesat dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” tutupnya. (adv)
– Husaini