harianbenua.com – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Hj. Sulasih, menyatakan bahwa pencegahan pelecehan seksual terhadap anak, remaja, dan perempuan dewasa perlu melibatkan peran aktif orang tua, guru, serta pendidikan moral dan agama. Hal ini disampaikan Sulasih sebagai respons terhadap meningkatnya kasus pelecehan seksual di daerahnya.
“Kami sangat prihatin dengan fenomena pelecehan seksual ini, karena dampaknya tidak hanya pada fisik, tetapi juga meninggalkan trauma psikologis yang mendalam bagi korban,” ujar Sulasih dalam perbincangannya dengan UpdateKaltim.com, Selasa (5/11/2024). Sebagai Ketua Pemberdayaan Perempuan Muslimat Nahdlatul Ulama di Kutai Timur, Sulasih menyerukan pentingnya kerja sama dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga legislatif untuk menangani masalah ini secara serius.
Sulasih berharap agar organisasi wanita di wilayah tersebut dapat melakukan penyuluhan kepada remaja, mahasiswa, dan orang tua. Ia juga menekankan bahwa penyuluhan tersebut perlu dilakukan dengan pendekatan yang melibatkan ahli, seperti psikolog. “Anak-anak harus diajarkan dengan cara yang mudah dipahami tentang bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh oleh orang lain,” tambahnya.
Selain itu, komunikasi yang terbuka antara orang tua dan anak sangat diperlukan untuk memastikan anak-anak tetap aman. “Dengan kemajuan teknologi, orang tua dapat menggunakan ponsel untuk memantau keberadaan anak-anak mereka. Orang tua harus lebih proaktif dan selalu mengetahui di mana anak-anak berada dan dengan siapa mereka bergaul,” pesan Sulasih.
Meskipun data terkait kekerasan fisik terhadap anak di Kutai Timur belum sepenuhnya tersedia, Sulasih menegaskan bahwa kasus pelecehan seksual tetap menjadi perhatian serius. Ia berharap dengan pendidikan moral dan agama yang intensif, kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kutai Timur dapat berkurang, dan lingkungan yang aman untuk anak-anak bisa tercipta. “Pemerintah, organisasi wanita, dan orang tua harus bersinergi untuk melindungi generasi muda,” tutupnya. (adv)
– Husaini